Minggu, 16 Maret 2014

Sejarah Koes Plus

Koes Bersaudara yang awalnya bernama Koes Brothers atau Brother of Koes berdiri pada 1960 diperkuat Tonny Koeswoyo, Nomo Koeswoyo, Yon Koeswoyo, dan Yok Koeswoyo. Sebuah grup musik yang melahirkan lagu lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”, “Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”.


Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.

Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara yang dibentuk pada tahun 1960. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock ‘n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif.

Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex’s Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T’lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.

Koes Plus - Musik & Lirik / Bio

KOES PLUS
Sebuah Catatan Perjalanan
KUS BROS
Tuban adalah sebuah kota kecil di Jawa Timur yang menjadi awal karier anak-anak Pak Koeswoyo melangkah ke peta musik Indonesia. Sebuah band terbentuk dari kelima putra Pak Koeswoyo yang diberi nama Kus Brothers dan lebih populer disebut Kus Bros, beranggotakan: Koesdjono (Djon Koeswoyo), Koestono (Tonny Koeswoyo), Koesnomo (Nomo Koeswoyo), Koesyono (Yon Koeswoyo) dan Koesroyo (Yok Koeswoyo). Dalam perjalanannya, group yang bermusik ala Everly Brothers dan Kalin Twin inipun berubah nama menjadi Kus Bersaudara dan lagu-lagu mereka yang dikemas dalam kesederhanaan lirik, harmonisasi musik yang manis sehingga sangat enak dibaca dan didengarkan, semakin diminati masyarakat saat itu.
Pertengahan tahun 1960-an situasi politik tidak menguntungkan bagi Koes Bersaudara, karena Presiden Republik Indonesia saat itu sedang gencarnya membangun semangat nasionalisme dan mengeluarkan instruksi kepada Koes Bersaudara untuk kembali kepada kepribadian dan kebudayaan Indonesia. Ungkapan yang cukup populer kala itu “ ini dadaku mana dadamu “, dengan kata lain melarang musik dengan sebutan musik ngak ngik ngok ada di Indonesia. Sekitar bulan Juli tahun 1965 Kus Bersaudara-pun ditangkap dan dipenjarakan selama tiga bulan. Baru menjelang akhir bulan September 1965 mereka. dibebaskan dan membuat Nomo Koeswoyo undur diri dari grup dengan alasan masalah kebutuhan hidup, menandai terhentinya era Kus Bersaudara dan menjadi cikal bakal lahirnya sebuah grup band yang fenomenal Koes Plus dan melegenda serta menjadi tonggak sejarah perjalanan musik Indonesia.
KOES PLUS YANG REVOLUSIONER
Kasmuri atau yang populer dengan nama Murry dikenalkan dalam dunia musik populer oleh Tommy Darmo, yang sebelumnya sempat menjadi pengisi drum pada grup Koes Bersaudara setelah ditinggalkan oleh Nomo Koeswoyo. Tommy Darmo mempertemukan Murry pada Tonny Koeswoyo yang saat itu memang membutuhkan peran seorang penabuh drum untuk mengisi grupnya. Murry pun akhirnya bergabung bersama Tonny Koeswoyo Pada 1968 dan bersama-sama menentukan nama Band yang hingga saat ini dikenal dengan nama Koes Plus.
Secara perlahan Koes Plus menarik perhatian kaum muda yang ada di Nusantara. Sejak saat itu siapa yang tidak kenal dengan grup multi warna yang menggarap semua jenis musik dan telah menghasilkan ratusan album ini, yaitu antara lain : pop Indonesia, pop jawa, pop kroncong, pop melayu, pop anak-anak, hard beat, folk song (akustik), qasidah, pop natal, pop jawa irama melayu sampai dengan album yang bercorak “medley”. Berbagai penghargaan telah diterima oleh Koes Plus, yaitu; Penghargaan BASF Award sebagai musisi legendaris (1992), Penghargaan dari Depdikbud dan Menpora dalam rangka 25 tahun musisi legendaris (1996), Penghargaan khusus dari Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya (1999), Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia – MURI (2001), Penghargaan AMI Award (2006), Penghargaan Musik Tertinggi dari Pemerintah Republik Indonesia (2009), dan masih banyak lagi lainnya.
Pada Tahun 1974, Koes Plus pernah mencatatkan prestasi dalam produktivitas pembuatan Album sebanyat 23 Album dalam setahun dan sangat laris terjual, yaitu: Koesplus Vol.10, Koesplus Vol.11, Koesplus Vol.12, Koesplus Qasidah Vol.1, Natal Bersama Koesplus, The Best Of Koes, Koesplus Pop Anak-Anak Vol.1, Koesplus Another Song For You, Koesplus Pop Melayu Vol.1, Koesplus Pop Melayu Vol.2, Koesplus Pop Jawa Vol.1, Koesplus Pop Jawa Vol.2, Koesplus Pop Keroncong Vol.1, Koesplus Pop Keroncong Vol.2, Koesplus Vol.8-Instrumental, Koesplus Vol.9-Instrumental, Koesplus Vol.10-Instrumental, Koesplus Vol.11-Instrumental, Koesplus The Best Of Koes-Instrumental, Koesplus Pop Jawa Vol.1-Instrumental, Koesplus Pop Jawa Vol.2-Instrumental, Koesplus Pop Melayu Vol.1-Instrumental, Koesplus Pop Keroncong Vol.1-Instrumental.
Tanggal 27 Maret 1987 Koes Plus kehilangan pemimpinnya yang sekaligus menjadi mesin produktivitas dan kreativitas band ini, disaat Tonny Koeswoyo harus berpulang setelah terserang penyakit kanker usus. Yon Koeswoyo bersama Yok Koeswoyo dan Murry terus mengisi perjalanan panjang Koes Plus dan tetap menghasilkan karya-karya dengan sering berganti personil dalam mengisi peran Tonny Koeswoyo dalam band. Hingga saat tulisan ini dituangkan Yok Koeswoyo dan Murry telah mengundurkan diri dari Koes Plus sehingga Yon Koeswoyo meneruskan perjalanan Band Legendaris ini bersama para personil asuhannya.
Demikian perjalanan panjang Koes Plus di belantika Musik Tanah air dan hingga saat ini menjadi kebanggaan bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
KOESPLUS Musik & Lirik
Merupakan gudang lagu & Lirik karya para personil Koes Plus yang dimiliki oleh Kel. Murry, dan bertujuan untuk mengenang, melestarikan dan mengenalkan karya-karya Band Legendaris KOES PLUS kepada generasi muda Indonesia.Kumpulan lagu, Lirik, dan Video yang ditayangkan atas sumbangsih para penggemar yang telah menyumbangkan koleksi yang mereka miliki kepada kami. Terima kasih kami sampaikan secara khusus kepada sobat Koes Plus :
1) Wahyudi Medan
2) Pak Dianto
3) Final Prajnanta
4) Okky T. Rahardjo
5) Singgih Abadi
6) Ko Awi
dan masih banyak lagi sobat Koesplus lainnya yang tidak dapat kami sebutkan, namun dengan penuh cinta & Ikhlas ikut berkontribusi dalam terselenggaranya konten ini. Terhadap para Penggemar yang ingin berkontribusi dalam merakit sejarah perjalanan Koes Plus, dapat berbagi bersama kami melalui - email: infokoesplus@gmail.com
Kami sangat berterima kasih dan akan mencantumkan nama anda selaku sumber atas dokumentasi tersebut.

KISAH PANJANG KOES PLUS

KOES PLUS memulai kisah perjalanannya yang panjang di dunia musik dengan band Teen Ager’s Voice yang dibentuk Tonny Koeswoyo sekitar tahun 1952.Setelah bertukar nama menjadi Irama Remaja dengan anggotanya Sophan Sophian ,band ini terpaksa dikubur untuk kemudian Koes & Bros. Dalam grup terbaru anak2 pak Koeswoyo itu terselip pula nama Jan Mintaraga yang sekarang dikenal sebagai pelukis komik. 

Rabu, 18 Februari 2009

Kisah Panjang KoesPlus

Kisah Panjang KoesPlus
SUMBER: Majalah TOP No. 26

KOES PLUS
memulai kisah perjalanannya yang panjang di dunia musik dengan band Teen Ager’s Voice yang dibentuk Tonny Koeswoyo sekitar tahun 1952.Setelah bertukar nama menjadi Irama Remaja dengan anggotanya Sophan Sophian ,band ini terpaksa dikubur untuk kemudian Koes & Bros. Dalam grup terbaru anak2 pak Koeswoyo itu terselip pula nama Jan Mintaraga yang sekarang dikenal sebagai pelukis komik.
Pada tahun 1960 nama Koes & Bros dirubah menjadi Koes Bersaudara dengan formasi Koestono Koeswoyo (melodi),Koesnomo Koeswoyo ( drum),Koesjono Koeswoyo (rhytem,vocal),Koesroyo Koeswoyo ( bass,vocal). Nama2 ini kemudian dikenal sebagai Tonny,Nomo,Jon dan Jok: yakni 4 dari 9 putra-putri(yang seorang telah meninggal) pak Koeswoyo pensiunan Departemen Dalam Negri.
Dua tahun kemudian Koes Bersaudara mendapat kesempatan merekam lagu2nya diperusahaan piringan hitam Irama milik Mas Yos (El-Shinta) dengan juru rekamnya Freddy Bulek. Tidak kurang dari 20 lagu2 Koes Bersaudara membombardir kehebatan “patah hati”nya Rahmat Kartolo yang waktu itu menguasai pasaran musik Pop Indonesia. Dengan bermodalkan lirik dan melodi yang sederhana,kuat dan komunikatif: anak2 pak koeswoyo itu berhasil menarik perhatian public.Dalam bahasa iklan dapatlah dikatakan perhatian pendengar beralih kepada mereka. Namanya terkatrol naik ketempat teratas lewat lagu2 manis seperti: Dara manisku,Bis Sekolah,Pagi yang Indah,Telaga Sunyi da Kuduslah cintaku. Udara musik Indonesia mulai dihimbau oleh keserasian duet Jon dan Jok yang mengingatkan orang pada penyanyi Everly Brothers. Pengaruh “luar “ itu bukan saja hinggap pada gaya nyanyi mereka tapi juga pada lagunya. Kita lihat misalnya lagu Di pantai Bali yang dijiplak mentah2 dari sebuah lagu Hawaii.











Koes Bersaudara di Tuban

Gaya main yang tenang mengasyikkan dari Koeswoyo Junior kian memanas ketika wabah Beatles merasuki mereka.Tonny,Nomo,Jon dan Jok bergoyang2 diombang-ambingkan lagu Jhon lennnon cs. Tanpa terbendung lagi mereka terbawa arus musik “ kontra revolosioner” hingga masuk dalam kamar 15 penjara Glodok selama 3 bulan dan baru melihat dunia bebas lagi 2 hari menjelang meletusnya Gestapu.
Pengalaman pahit itu merupakan kenangan yang paling berharga dalam perjalanan karirnya di dunia musik: yang disertai juga rasa bangga dihati Koes Bersaudara, karena baru band merekalah yang mendapat kesempatan disebut2 dalam pidato kenegaraan Bung Karno. Dan itu terjadi pada 17 Agustus 1965: “…..Jangan seperti kawan2mu Koes Bersaudara. Masih banyak lagu2 Indonesia, kenapa musti Elvis-Elvisan?.....”
Oleh2 dari bui direkamnya dalam plat ebonite. Keluarlah lagu sendu seperti: Mengapa hari telah gelap,Di dalam Bui,Balada Kamar 15, Jadikanlah aku dombamu, Voorman,Untuk ayah dan Ibu. Dalam periode itu nyata sekali kelebihan mereka. Meski gaya Beatles masih mengganduli Koes Bersaudara tetapi sebagian besar lagu2 yang lahir sesudah lepas dari bui itu terpengaruh oleh bule lain: Bee Gees.
Dalam rangkaian ini pula mereka menelurkan lagu2 berhasa Inggris-nya seperti : Tree little word, The Land of evegreen dan The Old Man.
Tahun2 1968-1969 merupakan saat2 surut bagi Koes Bersaudara. Perbedaan pendapat yang diawali pada 1968 antara Tonny Koeswoyo dan adiknya Nomo kian meruncing. Nomo yang rupanya berjiwa bisnis itu menginginkan agar Koes Bersaudara tidak mengandalkan hiduonya pada musik melulu, harus ada usaha lain. Pendapat ini tidak disetujui, akhirnya di tahun 1969 mereka menempuh jalanya sendiri2. Nomo menjadi pedagang,
Sedangkan Tonny bersama adik2nya yang lain meneruskan karirnya di bidang musik. Lahirlah kemudian nama KOES PLUS dengan Murry ( ex. Band Patas milik Kejaksaan ) sebagai faktor plusnya menggantikan kedudukan Nomo sebagai drumer.
Peralihan arah hidup Nomo kebidang dagang tidak berarti ia melepaskan diri seluruhnya dari musik.Kenangan manis bersama saudara2nya ternyata masih tetap menggayuti hatinya sampai sekarang. Perpaduan antara karir musik dan berbisnis terlaksana juga di th 1974 dalam bentuk yang mencengangkan berbagai pihak. Kenangan masa silam bersama Koes Bersaudara disalurkannya dengan membentuk Grup baru yang diberi nama No Koes dan jiwa bisnisnya tersalurkan dengan kedudukannya sebagai” pengusahan ” rekaman yang kini dikenal dengan nama Yukawi. LP pertama No Koes berjudul Sok Tahu benar2 mengingatkan orang pada Koes Bersaudara pada jaman jayanya dulu. Kerinduan kembalinya Koes Bersaudara masih tetap menjadi cita2 Nomo. Diakhir Juni 1975 yang lalu di Cisarua, hal ini diungkapkan Nomo kembali:” saya yakin pada suatu saat Koes Bersaudar akan kembali dalam bentuk corporation”.
BERTEMU DAN BERPISAH
Penggantian atribut menjadi KOES PLUS membawa Tonny kejenjang yang lebih dewasa. Dibawah naungan nama KOES PLUS itulah beberapa lagunya menjadi populer,antara lain: Kembali ke jakarta dan Derita: dimana Tonny mulai menukarkan gitarnya dengan organ. Album ini disusul dengan album ke 2-nya yang mengorbitkan lagu2 Kisah sedih dihari Minggu, Andaikan kau datang,Hidup yang sepi dan Rahasia hatiku. Sayang album ini dirusak oleh lagu2 semacam pencuri hati,dan jangan selalu marahyang yang lirik dan melodinya berantakan.
Kecenderungan memasukan unsur Jazz dimulai pada album ke2-nya,semakin jelas dialbum berikutnya. Dalam album ke-3 yang judul lagunya banyak menggunakan kata ” hati ” itu kita bisa mendengar lagu2: Selamat berpisah,Isi Hatiku, Hati yang suci dan Kasih yang suci.Di album inilah Murry memperlihatkan kemantapanya menabuh drum.
Dalam jarak yang tidak terlampau jauh keluar lagi Album ke -4 KOES PLUS yang memunculkan lagu2 ciptaan Jon (Jeritan hati, Termenung lesu,Bunga ditepi jalan).Jok (Why do you love me,Jangan sedih dan kembalilah) serta Murry dengan lagu ciptaanya Bertemu dan Berpisah.
Di album ke-6 KOES PLUS melemparkan kepasaran kurang dari 6 lagu bersyair bahasa Inggris, yang kesemuanya tidak memenuhi sasaran, yang perlu dicatat disini mungkin hanya lagu Sonya yang dibuat Jok untuk orang yang paling dekat dihatinya Sonya Tulaar,istrinya.namun lagu ini 3 tahun kemudian 1974 menimbulkan kenangan pahit bagi Jok: sonya tewas akibat kecelakaan mobil.
Pada th 1972 KOES PLUS melakukan sesuatu yang baru dalam musiknya. Eksperimannya dalam menonjolkan beat keroncong dan beat topeng yang disisipkan tetabuhan,cukup menimbulkan rasa girang.Hal itu bisa kita nikmati dari lagu2nya Kr. Pertemuan dan Mari-mari.Sampai dengan album ini Tonny masih menyeret ciri bermanis2nya seperti yang terungkap dalam lagu2: Malam yang indah,Manis dan sayang serta Nama yang manis.Dan untuk kesekian kalinya KOES PLUS gagal membawakan lagu2 bersyair bahasa Inggris. Bukan saja lagunya tidak sedap didengar telinga tapi juga lidah jawa KOES PLUS tidak pernah klop dengan lagu2 berbahasa Inggris.” saya selamanya segan nyanyi lagu2 Barat, tapi saya seolah dibayangi terus oleh para penggemar kami yang menginginkan kami menyanyikan lagu tersebut” ucap Tonny 3 tahun yang lalu.
Tahun 1973 ditandai oleh adanya lingkungan hidup baru bagi grup paling beken di Indonesia itu, yang ternyata membawa kecemerlangan materi bagi individu2 KOES PLUS. Di Th 1973 itulah mereka pindah kandang dari fabrik PH Dimita ke perusahaan rekaman Remaco. Perpindahan ini membawa pengaruh besar bagi KOES PLUS: betapa tidak jika tadinya mereka terbiasa oleh sistem 2 track-nya Dimita kini mereka beralih menggunakan 4 track-nya Remaco dengan headphone yang lebih gede dan anyar.
Untuk pertama kalinya pada 23 Juli ’73 mereka mulai mencetak lagu2nya di Remaco yang hasilnya dikenal sebgai LP VIII.Antara lain berisi lagu2:Kolam Susu dan Nusantara II. Di Remaco inilah dimulai seri Nusantara-nya Koes Plus.Sedangkan lagu Kolam Susu cukup diberi anggukan kepala dari sekian banyak perbauran lagu2 KOES PLUS yang bergerak diantara jalur mutu dan komersil.
Bagi KOES PLUS hasil LP ini lebih dari cukup,yang membuat iri rekan2 seprofesi lainnya.Betapa tidak begitu selesai mereka merekam LP VIII-nya, mobil Merc 220 model terakhir (waktu itu ) telah nongkrong dalam garage markas KOES PLUS di Cipete, menggantikan kedudukan Fiat 1400-nya.
Melihat Kolam Susu-nya orang tadinya berharap KOES PLUS menjadi pelopor sebagai pembuat lagu2 yang berbobot dan komersil. Sebab dengan mendengarkan Kolam susu KOES PLUS itu, segolongan anak muda mulai menaruh kepercayaan akan omongan yang pernah dilontarkan Paul Simon bahwa: ” musik bukan hanya sekedar teriak2 kosong anti perang, tapi musik sama halnya dengan syair merupakan ekpresi pribadi, bukan produk dari suatu golongan manapun monopoli orang2 industri atau cukong rekaman ”. Namun harapan muluk yang digantungkan kepada Koes Plus itu lenyap disapu salju Christmas Song 1973 yang teramat jelek.
Sejak saat itulah roda mesin KOES PLUS diputar semakin cepat untuk memenuhi target fabrikan. Dalam hitungan waktu yang amat pendek berhamburanlah produk2 mereka: ada Pop jawa, Keroncong Pop,Pop anak2 dan Pop Melayu ( dimulai akhir Juli 1974 ) yang masing2 ber- volume2. Belum lagi volume berikutnya:9,10,11,12 dan yang terakhir vol.13 yang diseling lebih dulu oleh LP lagu2 berbahasa Inggrisnya ( Another song for you ) yang rusak.
Sebandingkah antara hasil yang diperoleh KOES PLUS dengan ”Pengorbanan” tenaga, pikiran dan perasaan yang dipertaruhkannya? Tanpa disadari mereka sebenarnya hanya menjadi sapi perahan para cukong rekaman.Dilihat sepintas lalu angka 5 juta yang disodorkan sebagai pelepas lelah pembikinan sebuah LP memang besar. Tapi coba jumlah ini dibandingkan dengan apa yang berhasil dikeduk si cukong itu. Jika sebuah LP diproduksi sebanyak 100 ribu kaset seharga @ Rp.500,- (harga eceran Rp.700,-) maka dalam hitungan kasar ia menghasilkan Rp. 50 juta. Perbedaanya terlalu menyolok. Ini namanya bukan symbiose tapi parasitis.
Kami kira 15 tahun suah cukup lama bagi KOES PLUS menyibukan diri mengeduk duit. Kini tiba saatnya mereka menyiapkan diri dalam membuat lagu2 yang lebih berbobot. Modal ada, kemampuan ada dan pengalaman pun sudah cukup matang.Apa lagi dan kapan lagi.

Kamis, 12 Desember 2013

Album Koes Plus

Koes Bersaudara Albums[edit]

1962
  1. Dara Manisku;Jangan Bersedih/Dewi Rindu;Si Kancil (Irama)
  2. Selamat Berpisah/Selalu (Irama)
  3. Harapanku / Kuduslah Tjintamu (7") (Irama NP-31)
1964

Koes Plus

Personel
Koes Plus

TONY
Tony adalah pemain musik berbakat tinggi sekaligus pencipta lagu yang handal. Dia juga yang memacu adik-adiknya untuk membawakan lagu ciptaan sendiri. Dia mahir memainkan gitar (melody), keyboard dan piano. Dibandingkan dengan Beatles, dia seperti gabungan antara John Lennon, Paul dan Goerge. Permainan pianonya sangat menonjol dalam lagu-lagunya. Nada-nada yang dipilihnya sederhana, tetapi sangat berperan dalam mempercantik lagu yang dimainkan. Coba simak lagu Why Do You Love Me  atau Jangan Berulang Lagi (Volu